AnaLieSys : Bar Chart

Pak Blangkon adalah lurah di desa Wakanda Wetan. Suatu hari Pak Blangkon didatangi sekretarisnya dengan tergopoh-gopoh. Dengan nafas tak teratur dia bilang, “gawat Pak Lurah, gawat”. Kemudian ia menyodorkan selembar kertas, isinya adalah perbandingan gaji Pak Blangkon dengan lurah sebelah, Pak Dengklek. Pak Blangkon naik pitam, ternyata gaji dia menurut mereka jauh betul dibandingin Pak Dengklek. Berikut isi kertasnya :

before_gaji.PNG

Pak Blangkon marah, akhirnya beliau berencana melabrak Bupati Wakanda soalnya beliau yang mengatur masalah gaji lurah-lurahnya.

Di tengah jalan, Pak Blangkon bertemu Didi Dukun. Didi Dukun heran, kenapa wajah Pak Blangkon seperti tidak biasanya, sangat jutek sekali. Pak Blangkon orangnya ember, dia ceritakan kalau gaji dia terpaut jauh dengan Pak Dengklek, beliau tidak terima, mau melabrak Pak Bupati. Didi Dukun penasaran, ia bertanya, memangnya sejauh apa ? Pak Blangkon menyodorkan lembaran kertas tadi.

Sebagai dukun di Wakanda, Didi ternyata tidak kaget. Didi Dukun yakin ini hanya karena ketidaktelitian Pak Blangkon. Didi menjelaskan bahwa bedanya gaji beliau berdua cuma beda 1 juta, itu pun Pak Dengklek 1 tahun lebih lama masa baktinya daripada Pak Blangkon, dan itu wajar di Wakanda. Didi Dukun jelaskan juga bahwa Pak Blangkon tertipu oleh bar chart ini dan kurang teliti. Karena bar chartnya di-deliver (apa ya, dipersembahkan gitu ? hahaha) bukan dari angka 0, tapi dari 19 juta, jadinya kesannya terlihat beda jauh, padahal kalau dari 0 bedanya sedikit.

Agar lebih jelas, akhirnya Didi Dukun memperbaiki bar chart tersebut. Dengan bantuan para jin, ini merupakan tugas yang mudah. Dengan bahasa Parsertongue-nya Didi Dukun merapalkan mantra, Pertamina Pertamax! Poof!, bar chart tersebut diperbaiki menjadi seperti ini :

after_gaji.PNG

Pak Blangkon angguk-angguk, lalu nyengir. Pak Blangkon pun ngaku kalau sebenarnya di tidak teliti. Dia hanya melihat bar-nya saja, tidak melihat angka di samping. Dari barnya kelihatannya dobel, dia kira gaji Pak Dengklek dobel daripada dia.

Pak Blangkon pulang dengan hati lega.

Lalu ngepret sekretarisnya.

Sekretarisnya mencret.

Masuk rumah sakit.

Udah ah.